Padalarang, KBB. Kali ini, tim kreator Besty Trip yang terdiri dari Firman, Aldi, Egi, dan Adul memulai petualangan kulinernya dengan menjelajahi bekas tambang pasir di kawasan Saguling, Kabupaten Bandung Barat. Bukan tanpa alasan mereka tengah memburu hewan air tawar yang populer dijadikan seafood khas Sunda: Tutut.
Tutut, atau keong sawah, menjadi primadona kuliner rakyat yang kaya rasa dan penuh kenangan. Di alam liar, tutut banyak ditemukan di perairan tenang, seperti danau, sawah, atau genangan air tambang. Lokasi bekas tambang pasir Saguling menjadi target utama tim karena dikenal masih menyimpan habitat alami tutut yang cukup melimpah.
Dengan peralatan sederhana dan semangat petualang, tim menyusuri rawa berlumpur, menyibak rerumputan dan ranting demi menangkap tutut-tutut terbaik. Proses pencarian yang penuh tantangan ini menjadi bagian dari keseruan konten eksplorasi Besty Trip.
Setelah berhasil mengumpulkan puluhan tutut, tim langsung mengolahnya menjadi sajian tradisional khas Sunda: Tutut Bumbu Kuning Pedas. Bumbu rempah seperti serai, daun salam, kunyit, cabai, dan santan menjadi kunci utama kelezatannya. Aroma menggoda langsung menyeruak saat tumisan bumbu bercampur dengan daging tutut yang kenyal dan gurih.
"Rasanya mantap banget! Apalagi dimakan hangat-hangat pakai nasi liwet, dijamin nambah," ujar Firman sambil tertawa.
Melalui konten ini, Besty Trip tidak hanya menyajikan petualangan dan keindahan alam, tetapi juga mengangkat kembali kekayaan kuliner tradisional yang sering terlupakan. Tutut bukan hanya makanan, tapi juga cerita masa kecil, kekayaan desa, dan rasa syukur pada alam.