BESTY TRIP INDONESIA | Tahun 2012 menjadi salah satu momen paling berkesan dalam perjalanan komunitas motor S2R Club. Di akhir pekan yang cerah itu, sembilan sahabat memutuskan untuk menempuh perjalanan jauh dari Jakarta menuju Pantai Sawarna, Banten, menggunakan sepeda motor. Bukan hanya perjalanan biasa, ini adalah kisah persahabatan, kebebasan, dan keindahan alam yang tak lekang oleh waktu.
Deru Mesin dan Canda Tawa
Ovick, Arie, Iko, Iyan, Arief, Lukman, Seldi, dan Bargo beserta istri dan putri kecilnya menjadi bagian dari rombongan. Menyusul kemudian seorang teman Arie dari Jakarta yang diperkenalkan dengan nama samaran Anjas. Ia pendiam, namun dengan senyuman kecil yang menandakan antusiasnya terhadap petualangan.
Dengan motor yang siap tempur dan semangat yang membara, mereka menempuh rute penuh tantangan. Jalan berliku dari Jakarta, menembus Pandeglang, lalu melintasi Bayah, membawa mereka ke sebuah permata tersembunyi di ujung selatan Banten—Pantai Sawarna.
Jejak di Pasir Sawarna
Setibanya di pantai, suara ombak seolah menyambut kehadiran mereka. Pasir putih terbentang luas, dan tebing karang kokoh berdiri menantang di ujung cakrawala. Tanjung Layar, ikon pantai Sawarna, menjadi saksi kehadiran S2R Club.
Mereka langsung membuka tenda dan menjadikan pinggiran pantai sebagai markas selama dua hari ke depan. Bargo dan keluarganya terlihat bahagia. Putri kecilnya berlarian di pasir, tertawa sambil dikejar ombak kecil. Sementara itu, para lelaki mengabadikan momen dengan kamera, termasuk Ovick yang berperan sebagai dokumentator perjalanan.
Arie dan Anjas sempat menghilang sejenak, kabarnya menyusuri Goa Lalay yang terkenal gelap dan misterius. Seldi dan Iyan tampak asyik menjajal ombak sambil bermain di antara karang. Lukman dan Iko memilih bersantai, menikmati suasana dan aroma asin laut yang khas.
Malam Bersama Laut
Saat malam tiba, langit berubah menjadi kanvas gelap bertabur bintang. Mereka berkumpul mengelilingi api unggun, membakar ikan hasil tangkapan warga lokal. Canda tawa dan kisah masa lalu terlempar begitu saja, menghangatkan malam.
Anjas yang awalnya pendiam pun mulai terbuka, bercerita tentang kehidupannya di Jakarta. Mereka sadar bahwa dalam petualangan seperti ini, tak ada sekat antara sahabat lama dan teman baru—semuanya larut dalam hangatnya kebersamaan.
Mentari Baru dan Langkah Pulang
Keesokan harinya, sunrise memecah kabut di ufuk timur. Warna oranye keemasan menyinari wajah mereka yang masih mengantuk namun bahagia. Mereka menghabiskan waktu di pantai Ciantir dan Legon Pari, berendam di laut jernih dan menjejak jejak di pasir yang akan segera tersapu air pasang.
Waktu dua hari terasa sangat cepat. Dengan hati yang berat, mereka kembali ke atas motor masing-masing. Jalan pulang dipenuhi rasa lelah namun juga penuh kepuasan. Kenangan tentang Sawarna mereka bawa pulang sebagai harta yang tak tergantikan.
Sawarna Kini (2025)
Kini, Pantai Sawarna tetap menjadi surga tersembunyi. Tiket masuknya sangat terjangkau: hanya Rp5.000 di hari kerja dan Rp10.000 di akhir pekan. Fasilitas terus berkembang, namun keindahan alamnya tetap alami dan mempesona. Ombak yang menggulung, goa-goa tersembunyi, dan tebing yang gagah masih menjadi daya tarik utama.
Pantai ini masih menunggu petualang-petualang seperti mereka, yang siap menyusuri jejak-jejak kenangan dan menciptakan kisah baru di atas pasir putihnya.
S2R Club mungkin telah melanjutkan jalan masing-masing, tapi kisah mereka di Pantai Sawarna akan selalu hidup. Di setiap suara ombak, di setiap tiupan angin pantai, cerita mereka terus bergema.